Judul : Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine
link : Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine |
Urinalisis metode Dipstick |
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine
Urinalisis atau pemeriksaan urin dapat digunakan untuk evaluasi gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan hematologi, infeksi saluran kemih serta diabetes mellitus.
Pemeriksaan Urin Rutin dapat meliputi :
1. Berat Jenis Spesifik ( Specific Gravity)
Urinalisis dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari. Pemeriksaan jenis urin dapat digunakan untuk mengevaluasi penyakit ginjal pasien. Berat jenis normal adalah 1,001 - 1,030 dan menunjukkan kemampuan pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin. Berat jenis meningkat pada diabetes (glukouria), proteinuria > 2g/24 jam, radio kontras, manitol, dekstran dan diuretik.
Nilai berat jenis menurun dengan meningkatnya umur (seiring dengan menurunnya kemampuan ginjal memekatkan urin) dan preginjal azotemia.
2. Warna Urin
Warna Urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa eksogen dan endogen serta pH.
- Warna Merah coklat ; menunjukan urin mengandung hemoglobin, myoglobin, pugmen empedu, darah dan pewarna. Dapat juga karena pemakaian klorpromazin, haloperidol, rifampisin, fenition, ibuprofen. Warna merah coklat dapat berarti urin bersifat asam (karena metronidazol) atau alkali (karena laksatif, metildopa).
- Warna Kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit, fenazopiridin atau katartik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin dan klorokuin.
- Warna biru kehijauan menunjukkan pasien mengkonsumsi bit, adanya bakteri Pseudomonas, pigmen empedu dan amitriptilin.
- Warna hitam menunjukkan adanya alkaptouria
- Warna gelap menunjukkan adanya porfiria, malignant melanoma (sangat jarang ditemukan)
- Urin yang berbusa mengandung protein atau asam empedu
- Kuning kecoklatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol, bilirubin, urobilin
3. pH Urin
pH urin dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali. pH urin mempengaruhi terbentuknya Kristal. Misalnya pada pH urin asam dan peningkatan berat jenis akan mempermudah terbentuknya kristal asam urat.
pH alkalin disebabkan :
- Adanya organisme pengurai yang memproduksi protease seperti proteus, Klebsiella atau E.coli
- Ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin
- Penyakit ginjal kronik
- Intoksikasi salisilat
pH Asam disebabkan karena :
- Emfisema pulmonal
- diare, dehidrasi
- Kelaparan (starvation)
- Asidosis diabetik
4. Protein
Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang panjang. Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4 = 1000 mg/dL. Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari. Hasil positif palsu dapat terjadi pada pemakaian obat seperti berikut :
- Penicilin dosis tinggi
- Klorpromazin
- Tolbutamid
- Golongan sulfa
Obat-obat tersebut dapat memberikan hasil positif palsu bagi pasien dengan urin alkali. Protein dalam urin dapat :
- Normal, menunjukkan peningkatan permeabilitas glomerular atau gangguan tubular ginjal
- Abnormal, disebabkan multiple mieloma dan protein Bence-Jones.
5. Glukosa
Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam memonitoring dan penyesuaian terapi antidiabetik.
Demikianlah Artikel Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine
Sekianlah artikel Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine dengan alamat link https://ericandhilaryrose.blogspot.com/2014/04/urinalisis.html
0 Response to "Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine"
Post a Comment